Sabtu, 29 Desember 2012

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) Sekolah


KATA PENGANTAR

             Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, hidayah, serta karunianya kami dapat menyelesaikan Makalah ini tentang PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DISEKOLAH

Kedua kalinya Sholawat serta salam semoga tetap terlimpah curahkan kepada junjungan habiibbana wanabiyyana Muhammad saw, yang insya Allah akan diberikan syafa’at kapada kita semua di Yaumil qiyamah nanti. Amiin…………..
Makalah ini kami disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas, Dengan segenap kerendahan hati tidak lupa kami ucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, terutama kepada para dosen mata kuliah tersebut.
Kami menyadari dengan segenap hati bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan makalah kami yang akan datang.
Demikian atas perhatianya kami ucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfa’at bagi kita semua Amiin………



                                                                                                         Banjarmasin, Desember 2012

                                                                                                                            Penyusun




BAB I
PENDAHULUAN
a.  Latar Belakang
Tidak jarang istilah PHBS terdengar di masyarakat. Jika dilihat dari kepanjangannya yakni Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, tentu kita langsung mengetahui apa itu PHBS, singkat kata mengenai perilaku seseorang menyangkut kebersihan yang dapat mempengaruhi kesehatannya.
Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi. (UU Kesehatan RI No. 23 tahun 1992)
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organism) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, Perubahan-perubahan perilaku kesehatan dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau mahluk hidup yang bersangkutan.
Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah.PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat di sekolah

b. Rumusan Masalah
  1.  Bagaimana cara penerapan PHBS di Sekolah
2.  Indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah

c.  Tujuan Penulisan
  Sebagai sarana informasi dami meningkatkan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku siswa dan guru khususnya di tatanan institusi pendidikan.




BAB II
PEMBAHASAN

A.     PHBS Sekolah
Phbs di sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat di sekolah.
Anak sekolah sebagai asset bangsa dimasa yang akan datang, yang wajib diperhatikan dan dilindungi. Anak usia sekolah  berjumlah sepertiga dari total penduduk, merupakan kelompok strategis dalam transfer informasi karena terorganisir dalam suatu institusi. Promosi pembiasaan Prilaku hidup bersih dan sehat (PBHS) pada anak sekolah diharapkan akan sampai ke tingkat rumah tangga dan lingkungan masyarakat sekitar. Dalam jangka panjang akan berdampak pada penurunan angka kesakitan (penurunan absensi anak dan peningkatan prestasi belajar) dan angka kematian umumnya. Munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6-10 tahun), ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. Oleh karena itu,penanaman nilai-nilai PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak

     B. Sasaran pembinaan PHBS di sekolah:
a.       Siswa
b.      Warga sekolah, yakni kepala sekolah, guru, karyawan sekolah, komite
              sekolah dan orangtua siswa.
c.       Masyarakat lingkungan sekolah, seperti penjaga kantin, satpam dan lainlain.

C.       Manfaat Pembinaan PHBS di Sekolah
a.       Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat, sehingga siswa, guru dan
              masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan
              ancaman penyakit.
b.      Meningkatnya semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada
              prestasi belajar siswa.
c.       Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga
              mampu menarik minat orangtua.
d.      Meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan.
e.       Menjadi percontohan Sekolah Sehat bagi daerah lain.

D.    Indikator PHBS di Sekolah:
a.  Menyuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun.
            dengan memakai sabun maka kotoran dapat dibersihkan dan juga sabun bisa membunuh kuman, karena itu biasakan mencuci tangan dengan memakai air bersih yang mengalir dan memakai sabun. Jangan lagi menggunakan kobokan/air yang ditampung di dalam baskom. Apalagi digunakan untuk mencuci tangan secara bergantian.

b.  Mengonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.
            Jajanan yang tidak terjamin kebersihannya bisa saja sudah tercemar kuman sehingga menyebabkan penyakit diare, disentri atau terkontaminasi telur cacing.
Jajan sembarangan tidak aman karena kita tidak tahu apakah bahan tambahan makanan (BTM) yang digunakan seperti zat pewarna, pengawet, pemanis dan bumbu penyedapnya aman untuk kesehatan atau tidak.
Berhati-hatilah pada makanan atau minuman yang warnanya terlihat mencolok.
BTM yang tidak aman bisa menjadi racun bagi tubuh, reaksi yang ditimbulkan oleh keracunan makanan bisa berupa muntah, diare bahkan syok.
Siswa lebih aman dengan jajan di kantin sekolah. Karena makanan yang dijual cukup mengandung gizi, terjamin kebersihannya, terbebas dari zat-zat berbahaya dan terlindung dari serangga dan tikus.
Dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi maka akan meningkatkan kesehatan dan kecerdasan siswa, sehingga siswa menjadi lebih berprestasi di sekolah.

c.  Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
            Untuk menjaga agar lingkungan selalu bersih, sehat dan tidak berbau. Supaya tidak mencemari sumber air dilingkungan sekitar,siswa diharuskan memakai jamban sekolah saat BAK dan BAB.
Dan juga agar tidak mengundang datangnya serangga kecoa/ lalat yang dapat menjadi vektor penyakit seperti diare, cholera, disentri, thypus, cacingan dll.

Bagaimanakah jamban yang sehat itu
* Tidak mencemari sumber air minum (berjarak minimal 10 meter dari sumber air)
* Tidak berbau
* Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus
* Tidak mencemari tanah sekitarnya
* Mudah dibersihkan dan aman digunakan
* Dilengkapi dinding dan atap pelindung
* Penerangan dan ventilasi cukup
* Lantai kedap air dan luas ruangan memadai
* Tersedia air, sabun dan alat pembersih.
d.  Olahraga yang teratur dan terukur.
            Olahraga teratur yang bertujuann agar tubuh selalu bugar, lebih bersemangat dalam belajar, memelihara fisik dan mental agar tetap bugar dan tidak mudah sakit serta untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik yang optimal.
Tapi tetap saja harus mengikuti cara berolah raga yang benar ya, pakailah pakaian olah raga yang menyerap keringat, pakai sepatu olah raga sesuai ukuran kaki, lakukan pemanasan sebelumnya.


e.  Memberantas jentik nyamuk.
            Untuk memutuskan mata rantai siklus hidup nyamuk, sehingga nyamuk tidak berkembang di lingkungan sekolah sangat perlu dilakukan pemberantasan jentik nyamuk. Khususnya jentik nyamuk Aedes aeghypty yang menyebabkan penyakit DBD, karena nyamuk ini menggigit pada siang hari dimana siswa sedang belajar.
Perlu dilakukan kegiatan 3 m yaitu, menguras tempat-tempat penampungan air seminggu sekali seperti vas bunga,bak mandi dll , menutup tempat-tempat penampungan air dengan rapat dan mengubur barang bekas yang dapat menampung air hujan.
Bila tidak memungkinkan dapat juga dilakukan larvasida/abatisasi (menaburkan bubuk abate) pada tempat- tempat yang sulit dikuras dan sedikit air, atau memelihara ikan predator jentik di kolam sekolah.

f.  Tidak merokok di sekolah
            Siswa sangat dilarang merokok  karena banyak sekali efek negatif yang ditimbulkan oleh rokok, antara lain terjangkit penyakit kanker paru-paru, kanker mulut, penyakit jantung, batuk kronis, kelainan kehamilan, katarak, kerusakan gigi, dan efek ketagihan serta ketergantungan terhadap rokok.
Di dalam sebatang rokok terkandung 4.000 bahan kimia dan 43 senyawa yang terbukti menyebabkan kanker. Bahan utama rokok terdiri dari nikotin, tar dan CO.
Nikotin bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan penggumpalan darah. Aliran darah dan jantung menjadi terganggu. Nikotin juga menyebabkan kecanduan pada perokok.
Tar merupakan bahan kimia beracun yang dapat mengakibatkan kerusakan sel paru-paru dan menyebabkan kanker.
CO merupakan gas beracun yang berakibat pada kurangnya kemampuan darah membawa oksigen sehingga mengakibatkan otak, jantung dan organ tubuh yang penting menjadi kekurangan oksigen.
Agar siwa terhindar  dari bahaya merokok maka JANGAN pernah mencoba untuk merokok, JANGAN mau terbujuk rayuan untuk merokok, berani bilang TIDAK jika ada yang menawari rokok, katakan TIDAK MAU kalau ada yang mengajak merokok, TEGUR kalau ada yang merokok di sekolah, Katakan TIDAK BOLEH untuk penjual rokok di lingkungan sekolah, pilih dan bergaul dengan yang tidak merokok.

g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.
            Mengukur berat dan tinggi badan siswa itu perlu Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan badan serta status gizi. Agar pertumbuhan anak dapat berkembang secara optimal.
* Tanda-tanda siswa dengan gizi kurang antara lain : siswa tampak kurus, tidak segar, tidak ceria, malas melakukan aktifitas dan cenderung sering sakit.
* Tanda-tanda siswa dengan gizi berlebih : siswa terlihat gemuk, bentuk tubuh tidak seimbang, tidak bisa bergerak bebas, nafas mudah tersengal-sengal jika beraktifitas, mudah lelah dan malas bergerak.
* Tanda-tanda anak dengan gizi normal :tumbuh normal, segar, giat ceria, mata bersih bersinar. Nafsu makan baik.
i.  Membuang sampah pada tempatnya.
            Seperti yang kita tahu sampah merupakan sarang kuman dan bakteri penyakit. membuang sampah pada tempatnya menghindarkan tubuh agar tidak tertular penyakit dan juga untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
Sampah akan menjadi tempat berkembang biak serangga dan tikus, menjadi sumber polusi dan pencemaran terhadap tanah, air dan udara.Sampah menjadi media perkembangan kuman-kuman penyakit yang dapat membahayakan kesehatan. Dan sampah juga bisa menimbulkan kecelakaan dan kebakaran.

Kategori sampah dapat dibedakan menjadi :
* Sampah organik/basah yakni sampah yang bisa membusuk secara alami misalnya dedaunan, sisa sayuran, buah dan makanan.
* Sampah anorganik/kering yakni sampah yang tidak dapat mengalami pembusukan secara alami, contohnya logam, kertas, plastik, karet, pecahan kaca.
* Sampah berbahaya yakni sampah yang bila dibuang ke lingkungan tidak mudah terurai dan bisa menjadi sumber pencemar berbahaya seperti baterai, botol obat nyamuk, jarum suntik bekas, plastik pembungkus bahan kimia.






BAB III
KESIMPULAN

            Phbs di sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat di sekolah.
            Anak sekolah sebagai asset bangsa dimasa yang akan datang, yang wajib diperhatikan dan dilindungi. Anak usia sekolah  berjumlah sepertiga dari total penduduk, merupakan kelompok strategis dalam transfer informasi karena terorganisir dalam suatu institusiAnak Sekolah merupakan asset atau modal utama pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya.
             Sekolah selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran juga dapat menjadi ancaman penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik.peran guru, orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah dalam mendidik anak sekolah untuk Berperialaku Hidup Bersih dan Sehat menjadi sangat berarti. Disamping itu, tanggung jawab Pemerintah Daera, beserta jajarannya juga dunia usaha sangat penting untuk memfasilitasi kegiatan promosi kesehatan di sekolah.











DAFTAR PUSTAKA
dewilukitosari.blogspot.com/2011/10/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-phbs-di.html?m=1

pkpr.datainformasi.net/berita-102-pembiasaan-phbs-di-sekolah.html


puskesmasbatuputihberau.wordpress.com/promkes/info-kesehatan/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-phbs-di-sekolah/

puskesmasdwn1.wordpress.com/2012/09/05/promosi-kesehatan-dalam-mendukung-phbs-di-tatanan-sekolah-menegah-atas/

www.dinkesprovkepri.org/component/content/article/3-artikel-kesehatan/30-phbs

2 komentar:

  1. menanamkan perilaku hidup bersih memang harus sejak dini di sekolah.
    peraturan permainan bola basket

    BalasHapus
  2. artikel yang bagus, setiap keluarga perlu membaca tentang perilaku hidup sehat.
    manfaat lidah buaya

    BalasHapus